Bab ini membahas bagaimana pegiat konservasi dapat memahami dan menanggapi berbagai kepercayaan dan praktik budaya yang dapat memicu pembunuhan dan penangkapan kera. Bab ini juga meninjau perdagangan kera dalam konteks lokal dan masyarakat serta menelaah tantangan yang ada dalam menilai dampak perdagangan ini, mengingat minimnya penelitian tentang pemanfaatan kera dalam pengobatan tradisional serta berbagai sikap masyarakat setempat terhadap kera dan alam.
Bab ini menyajikan empat studi kasus yang menunjukkan bahwa perencanaan konservasi lebih mungkin menjadi efektif jika mempertimbangkan praktik budaya masyarakat yang berinteraksi dengan kera dan habitatnya. Dua studi yang disajikan berfokus pada masyarakat di Afrika. Studi pertama meneliti permintaan akan bagian tubuh kera di Kamerun. Studi kedua meninjau pergeseran praktik budaya di Uganda yang semakin mengancam kera yang sebelumnya dilindungi. Dua kasus lainnya berfokus di Kalimantan, dengan menyajikan faktor budaya pendorong perburuan di Kalimantan dan bagaimana metode antropologis dapat berkontribusi untuk memahami dan mengatasi pembunuhan orang utan di tingkat desa.